RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan
Pendidikan :
SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indoesia
Kelas/semester : VII/Semester satu
Materi Pokok : Teks Hasil Observasi
Alokasi Waktu :
2 pertemuan (6 X 40 menit)
A.
Kompetensi
Inti
1.
Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
B.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Nmr.
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
1
|
1.2 Menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
|
1.2.1
Terbiasa menyebutkan hal-hal yang diobservasi.
1.2.2
Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar
|
2
|
2.1 Memiliki
perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi
hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi.
|
2.5.1
Sering berinisiatif dan
memberikan pendapat
2.5.2
Menunjukkan
sikap toleran dan banyak membantu teman sejawat
2.5.3
Menggunakan
pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang menunjukkan sikap santun
|
3
|
3.1
Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
|
3.1.1
Mengidentifikasi bagian gambar hasil observasi secara
lisan
3.1.2
Mengidentifikasi struktur teks hasil
observasi
3.1.3
Mengidentifikasi ciri bahasa teks hasil
observasi.
|
4
|
4.1
Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan
|
4.1.1
Menjelaskan makna kata, kalimat, dan ungkapan yang
terdapat dalam teks hasil observasi.
4.1.2
Menjawab
pertanyaan yang terkait dengan isi teks hasil observasi.
4.1.3
Memaknai
isi teks hasil observasi
|
C.
Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Setelah mengobservasi sebuah
gambar tentang lingkungan hidup,
peserta didik mampu mengidentifikasi bagian-bagian yang ada dalam gambar hasil observasi
secara
lisan dengan
baik.
2.
Setelah mengobservasi sebuah teks hasil observasi,
peserta didik
mampu mengidentifikasi struktur teks hasil observasi
3.
Setelah mengobservasi sebuah teks hasil
observasi, peserta
didik mampu mengidentifikasi ciri bahasa
teks hasil observasi
dengan baik.
4.
Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa teks, peserta didik
terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
5.
Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa bersikap
toleran dan sering membantu sejawat dengan baik.
6. Selama proses
pembelajaran, peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan
gestur yang menunjukkan sikap santun dengan baik.
Pertemuan ke-2
7. Setelah membaca teks hasil
observasi,
siswa mampu menjelaskan makna kata, kalimat, dan ungkapan yang
terdapat dalam teks hasil observasi dengan baik.
8. Setelah membaca teks hasil observasi, siswa mampu menjawab pertanyaan yang terkait dengan
isi teks hasil observasi dengan
baik.
9. Setelah membaca teks hasil observasi, peserta didik mampu menemukan keterkaitan isi teks hasil observasi dengan kehidupan sehari-hari.
10. Selama proses
pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberikan
pendapat dengan baik.
11. Selama proses
pembelajaran tentang makna kata,
kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan, peserta didik terbiasa menunjukkan
sikap toleran dan terbiasa membantu
sejawat dengan baik.
12. Selama proses
pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan,
peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang
menunjukkan sikap santun dengan baik.
D.
Materi Pembelajaran
Pertemuan ke-1
a. Karakteristik dari
sebuah gambar hasil observasi
b. Struktur teks hasil observasi
c. Ciri bahasa teks hasil observasi
d.
Kebiasaan bersikap percaya diri dengan
berinisiatif dan banyak berpendapat saat berdiskusi
e.
Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan
sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
f.
Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata,
ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi.
Pertemuan ke-2
a. Isi teks hasil observasi
b. Keterkaitan isi teks hasil observasi dengan kehidupan nyata
sehari-hari siswa
c. Kebiasaan
bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak berpendapat saat
berdiskusi
d. Kebiasaan
bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
e. Kebiasaan
bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi
E.
Metode Pembelajaran
· Model
pembelajaran berbasis teks (genre/ text-based instruction)
· Sintaks:
1) Membangun konteks
2) Memodelkan teks
3) Menyusun teks secara berkelompok
4) Menyusun teks secara individual
F.
Sumber Belajar
Alwi,
Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa. hlm. …
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa
Indonesia: Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. hlm. 4—9.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa
Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. hlm.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
G.
Media Pembelajaran
1.
Media
LCD gambar lingkungan
2.
Alat dan bahan
Teks “Cinta Lingkungan”
H.
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
a.
Pendahuluan
(1) Siswa dan guru
memersiapkan kegiatan pembelajaran
(2) Guru mengajak
peserta didik mengingat suasana
komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan
antara guru dan peserta didik.
(3) Guru mengarahkan peserta
didik untuk
membentuk kelompok dengan anggota 4-5
orang.
Guru menarik perhatian peserta didik dengan membagikan gambar kepada peserta didik dan peserta diminta menebak isi informasinya.
(4) Guru mengarahkan
perhatian peserta didik dengan meminta wakil kelompok memberikan
pendapatnya secara bersungguh-sungguh berdasar
pengetahuan awalnya.
(5) Guru membangkitkan
motivasi siswa dengan menyatakan bahwa setiap jawaban siswa pada dasarnya
benar. Setiap jawaban yang kurang sempurna terhadap tebakan isi gambar
disempurnakan oleh guru.
(6) Guru menjelaskan
manfaat belajar pokok bahasan teks hasil observasi..
b.
Kegiatan inti
1)
Mengamati
(1) Siswa menjawab
tujuh pertanyaan yang ada pada buku siswa hlm. 4—5 untuk membangun pemahaman tentang lingkungan.
(2)
Setelah menjawab pertanyaan, siswa menyimak guru menjelaskan
isi gambar “Lingkungan Hidup.” Sambil mendengarkan hal-hal pembacaan oleh
guru, siswa mencermati isi gambar yang penting dari hasil observasi.
2)
Menanya
(1) Siswa mempertanyakan
hal-hal (positif, negatif, menonjol, baru, sering muncul, dll) yang terdapat pada gambar “Lingkungan Hidup.“
(2) Siswa menjawab/mengajukan
pertanyaan tentang gambar “Lingkungan Hidup” yang diobservasi dalam diskusi
kelompok kecil.
3) Mengumpulkan
data (mencoba)
(1)
Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks hasil observasi: orientasi, komplikasi, dan resolusi gambar “Lingkungan Hidup”.
(2)
Siswa mengenali keadaan lingkungan pada gambar “Lingkungan Hidup”
yang diobservasi.
(3) Siswa mengenali bagian lingkungan pada gambar yang diyakini dijadikan sumber hasil observasi pada “Lingkungan Hidup”.
(4) Siswa menandai masalah yang dihadapi terhadap
bagian lingkungan.
(5) Siswa mengidentifikasi bagian lingkungan yang diobservasi.
4)...Menalar
(menganalisis data)
(1) Siswa mengaitkan isi hasil observasi dengan kehidupan nyata
(2)
Siswa mengomunikasikan hal-hal penting hasil observasi
yang baru dilihat.
(3)
Siswa menulis bagian lingkungan dari hasil observasi “Lingkungan Hidup“.
(4)
Siswa mendiskusikan tentang hasil observasi “Lingkungan Hidup”.
(5)
Siswa menjawab pertanyaan hal. 4-5 dengan tepat.
(6)
Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata
yang baik dan benar .
5)
Mengomunikasikan
(1) Siswa menjelaskan struktur teks
hasil observasi
“Lingkungan
Hidup”.
(2) Siswa
menjelaskan (1) bagian-bagian
gambar; (2) keadaan lingkungan pada gambar;
dan (3) sikap setelah mengobservasi gambar tentang “Lingkungan Hidup”.
(6) Penutup
(1) Guru dan siswa melalukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang
telah berlangsung.
(2) Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran hari ini.
(3) Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada siswa.
(4) Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan Kedua
a.
Pendahuluan
(10 menit )
(1) Siswa dan guru
memersiapkan kegiatan pembelajaran.
(2) Guru mengarahkan perhatian peserta didik dengan meminta wakil kelompok yang dibentuk
sebelumnya untuk memberikan pendapatnya secara bersungguh-sungguh mengenai sari materi pertemuan sebelumnya.
(3) Guru membangkitkan
motivasi siswa dengan menyatakan bahwa setiap jawaban siswa pada dasarnya
benar. Setiap jawaban yang kurang sempurna disempurnakan oleh guru.
(4) Guru menjelaskan kembali manfaat belajar
pokok bahasan cerita pendek.
b.
Kegiatan inti (100 meni)
1)
Mengamati
(1)
Siswa membaca cerita pendek berjudul “Kupu-kupu Ibu”, menikmati kekhasan
imajinasinya, dan menangkap maknanya.
(2)
Siswa memberikan tanda kutipan yang menunjukkan kekhasan imajinasi dan kata
kunci makna.
2)
Menanya
(1)
Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan mengacu sebelas butir pertanyaan pada buku siswa
(hlm. 150) sebagai pemandu pemahaman isi cerpen.
(2)
Siswa mencatat informasi yang didapat dari pembacaan cerita pendek sebagai isi
cerita pendek.
3)
Mengumpulkan data (Mencoba)
(1)
Dengan dipandu oleh guru, siswa memberikan
omentar terhadap berbagai isi
informasi yang didapat dari pembacaan cerpen “Kupu-kupu Ibu”. Komentar
ditekankan pada keaslian pendapat siswa.
(2)
Dalam diskusi kelompok, siswa membahas
komentar masing-masing dengan sesama siswa.
(3)
Dengan dipandu oleh guru, siswa memperkaya informasi tentang budaya, nilai,
kebiasaan, sikap seseorang dari buku-buku referensi.
4)
Menalar (menganalisis data)
(1)
Dengan dipandu oleh guru, siswa
mengaitkan isi cerita pendek yang
dibaca siswa dengan kehidupan nyata siswa.
(2)
Siswa menemukan makna kata sulit dalam cerita pendek “Kupu-kupu Ibu” dengan
menggunakan kamus yang baik.
(3)
Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan
dari kamus.
5)
Mengomunikasikan
(1)
Siswa menjelaskan isi teks cerpen
“Kupu-kupu Ibu”.
(2) Dalam diskusi kelompok/kelas, siswa
menjelaskan keterkaitan isi cerita
pendek dengan kehidupan sehari-hari.
a. Penutup
(1) Guru dan siswa melalukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang telah berlangsung.
(2) Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran hari ini.
(3) Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi
kepada siswa.
(4) Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
I. Penilaian
1.
Sikap spiritual dan sosial
a.
Teknik
Penilaian : Observasi
b.
Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c.
Kisi-kisi:
LEMBAR OBSERVASI
No.
|
Sikap/Nilai
|
Indikator
|
Butir Pertanyaan
|
1
|
Menghargai dan
bersyukur kepada Tuhan YME atas keberadaan bahasa Indonesia
|
Terbiasa menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
|
A1
|
2
|
Percaya
diri
|
Terbiasa
berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah.
|
A2
|
Terbiasa
memberikan pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
|
A3
|
||
3
|
Peduli
|
Terbiasa
toleran dalam memecahkan masalah.
|
A4
|
Terbiasa
membantu sejawat dalam memecahkan
masalah.
|
A5
|
||
4
|
Santun
|
Terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur santun.
|
A6
|
Instrumen: lihat Lampiran
01
2.
Pengetahuan
a.
Teknik
Penilaian : Tes Tulis
b.
Bentuk Instrumen : Uraian non Objektif (UNO)
c.
Kisi-kisi:
No
|
Indikator
|
Butir Instrumen
|
1
|
Menidentifikasi
struktur teks cerpen
|
B1
|
2
|
Mengidentifikasi
ciri bahasa cerpen
|
B2
|
Instrumen: lihat Lampiran
02.
3.
Keterampilan
a.
Teknik
Penilaian : Tes Tulis
b.
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
c.
Kisi-kisi:
Keterampilan
|
Butir Instrumen
|
4.1.1
Mengidentifikasi kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat
dalam teks cerpen.
|
C1,
C2, C3
|
4.1.2
Menjawab
pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis terkait isi cerpen.
|
C7,
C8
|
4.1.3
Menjelaskan
keterkaitan isi cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
|
C4,
C5, C6
|
Instrumen: lihat Lampiran
03.
Jakarta, 17
Juli 2013
Mengetahui
Kepala SMP Bangun Negeri, Guru
Mata Pelajaran,
________________________ _________________________
NIP ... NIP
...
Lampiran 01-A
LEMBAR
OBSERVASI
SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL
No.
|
Sikap/nilai
|
SB
|
B
|
C
|
K
|
1
|
Terbiasa menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
|
|
|
|
|
2
|
Terbiasa
berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah.
|
|
|
|
|
3
|
Terbiasa
memberikan pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
|
|
|
|
|
4
|
Terbiasa
toleran dalam memecahkan masalah.
|
|
|
|
|
5
|
Terbiasa
membantu sejawat dalam memecahkan
masalah.
|
|
|
|
|
6
|
Terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture santun.
|
|
|
|
|
Keterangan:
SB =
sangat baik
B =
baik
C =
cukup
K =
kurang
Lampiran 02-B
TES URAIAN NONOBJEKTIF (UNO)
PENGETAHUAN STRUKTUR CERPEN DAN CIRI
BAHASA CERPEN
Petunjuk
Baca cerita pendek berjudul “Kartu Pos dari Surga”
berikut, kemudian jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya!
Kartu Pos dari
Surga
Agus Noor
Mobil jemputan sekolah belum
lagi berhenti, Beningnya langsung meloncat menghambur. “Hati-hati!” teriak
sopir. Tapi gadis kecil itu malah mempercepat larinya. Seperti capung ia
melintas di halaman. Ia ingin segera membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos
dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia sudah sibuk membayang-bayangkan:
bergambar apakah kartu pos Mama kali ini? Hingga Bu Guru menegurnya karena
terus-terusan melamun.
Beningnya tertegun, mendapati
kotak itu kosong. Ia melongok, barangkali kartu pos itu terselip di dalamnya.
Tapi memang tak ada. Apa Mama begitu sibuk hingga lupa mengirim kartu pos?
Mungkin Bi Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera berlari berteriak,
“Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan menabrak pintu. Bik Sari yang
sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya terengah-engah begitu.
“Ada apa, Non?”
“Kartu posnya udah diambil
Bibik, ya?”
Tongkat pel yang dipegangnya
nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa mulutnya langsung kaku. Ia harus menjawab
apa? Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup, seakan
sudah menebak, karena ia terus diam saja. Sungguh, ia selalu tak tahan melihat
mata yang kecewa itu.
***
MARWAN hanya diam ketika Bik
Sari cerita kejadian siang tadi. “Sekarang, setiap pulang, Beningnya
selalu nanya kartu pos…” suara pembantunya terdengar serba
salah. “Saya ndak tahu mesti jawab apa…” Memang, tak gampang
menjelaskan semuanya pada anak itu. Ia masih belum genap 6 tahun. Marwan
sendiri selalu berusaha menghindari jawaban langsung bila anaknya bertanya,
“Kok kartu pos Mama belum datang ya, Pa?”
“Mungkin Pak Posnya lagi
sakit. Jadi belum sempet nganter ke
mari…”
Lalu ia mengelus lembut anaknya. Ia tak
menyangka, betapa soal kartu pos ini akan membuatnya mesti mengarang-ngarang
jawaban.
Pekerjaan Ren membuatnya
sering bepergian. Kadang bisa sebulan tak pulang. Dari kota-kota yang
disinggahi, ia selalu mengirimkan kartu pos buat Beningnya. Marwan, kadang
meledek istrinya, “Hari gini masih pake kartu pos?” Karna Ren sebenarnya bisa
telepon atau kirim SMS. Meski baru playgroup, Beningnya sudah
pegang hape. Sekolahnya memang mengharuskan setiap murid
punya handphone, agar bisa dicek sewaktu-waktu, terutama saat
bubaran sekolah, untuk berjaga-jaga kalau ada penculikan.
“Kau memang tak pernah
merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos…”
Marwan tak lagi menggoda bila
Ren sudah menjawab seperti itu. Sepanjang hidupnya, Marwan tak pernah menerima
kartu pos. Bahkan, rasanya, ia pun jarang dapat surat pos yang membuatnya bahagia.
Saat SMP, banyak temannya yang punya sahabat pena, yang dikenal lewat rubrik
majalah. Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau kartu
pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras. Karena iri, Marwan pernah
diam-diam menulis surat untuk dirinya sendiri, lantas mengeposkannya. Ia pun
berusaha tampak gembira ketika surat yang dikirimkannya sendiri itu ia terima.
Ren sejak kanak sering
menerima kiriman kartu pos dari Ayahnya yang pelaut. “Setiap kali menerima
kartu pos darinya, aku selalu merasa ayahku muncul dari negeri-negeri yang
jauh. Negeri yang gambarnya ada dalam kartu pos itu…” ujar Ren. Marwan ingat,
bagaimana semasa mereka pacaran, Ren bercerita dengan suara penuh kenangan,
“Aku selalu mengeluarkan semua kartu pos itu, setiap Ayah pulang.” Ren kecil
duduk di pangkuan, sementara Ayahnya berkisah keindahan kota-kota pada kartu
pos yang mereka pandangi. “Itulah saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya
Ayah pelaut.” Ren merawat kartu pos itu seperti merawat kenangan. “Mungkin aku
memang jadul. Aku hanya ingin Beningnya punya kebahagiaan yang aku
rasakan…”
Tak ingin berbantahan, Marwan
diam. Meski tetap saja ia merasa aneh, dan yang lucu: pernah suatu kali Ren
sudah pulang, tetapi kartu pos yang dikirimkannya dari kota yang disinggahi
baru sampai tiga hari kemudian!
***
Ketukan di pintu membuat Marwan
bangkit, dan ia mendapati Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. Itu
kotak kayu pemberian Ren. Kotak kayu yang dulu juga dipakai Ren menyimpan kartu
pos dari Ayahnya. Marwan melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11.20.
“Nggak bisa tidur, ya? Mo
tidur di kamar Papa?”
Marwan menggandeng anaknya masuk.
“Besok Papa bisa anter Beningnya nggak?” tiba-tiba
anaknya bertanya.
“Nganter ke mana? Pizza Hut?”
Beningnya menggeleng.
“Ke mana?”
“Ke rumah Pak Pos…”
Marwan merasakan sesuatu mendesir di
dadanya.
“Kalu emang Pak Posnya sakit,
biar besok Beningnya aja yang ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.”
Marwan hanya diam, bahkan
ketika anaknya mulai mengeluarkan setumpuk kartu pos dari kotak itu. Ia mencoba
menarik perhatian Beningnya dengan memutar DVD Pokoyo, kartun
kesukaannya. Tapi Beningnya terus sibuk memandangi gambar-gambar kartu pos itu.
Sudut kota tua. Siluet menara dengan burung-burung melintas langit jernih.
Sepeda yang berjajar di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe
payung warna sepia. Dermaga dengan deretan yacht tertambat.
Air mancur dan patung bocah bersayap. Gambar pada dinding gua. Bukit karang
yang menjulang. Semua itu menjadi tampak lebih indah dalam kartu pos. Rasanya,
ia kini mulai dapat memahami, kenapa seorang pengarang bisa begitu terobsesi
pada senja dan ingin memotongnya menjadi kartu pos buat pacarnya.
Andai ada Ren, pasti akan
dikisahkannya gambar-gambar di kartu pos itu hingga Beningnya tertidur. Ah,
bagaimanakah ia mesti menjelaskan semuanya pada bocah itu?
“Bilang saja Mamanya pergi…”
kata Ita, teman sekantor, saat Marwan makan siang bersama. Marwan masih
ngantuk, karena baru tidur menjelang jam lima pagi, setelah Beningnya pulas.
“Bagaimana kalau ia malah
terus bertanya, kapan pulangnya?”
“Ya sudah, kamu jelaskan saja
pelan-pelan yang sebenarnya.”
Itulah. Ia selalu merasa
bingung, dari mana mesti memulainya? Marwan menatap Ita, yang tampak memberi
isyarat agar ia melihat ke sebelah. Beberapa rekan sekantornya terlihat tengah
memandang mejanya dengan mata penuh gosip. Pasti mereka menduga ia dan Ita…
“Atau kamu bisa saja tulis katu pos buat
dia. Seolah-oleh itu dari Ren..”
Marwan tersenyum. Merasa lucu karena
ingat kisah masa lalunya.
***
MOBIL jemputan belum lagi
berhenti ketika Marwan melihat Beningnya meloncat turun. Marwan mendengar
teriakan sopir yang menyuruh hati-hati, tetapi bocah itu telah melesat menuju
kotak pos di pagar rumah. Marwan tersenyum. Ia sengaja tak masuk kantor untuk
melihat Beningnya gembira ketika mendapati kartu pos itu. Kartu pos yang
diam-diam ia kirim. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos
itu, seperti tercekat, kemudian berlarian tergesa masuk rumah.
Marwan menyambut gembira
ketika Beningnya menyodorkan kartu pos itu.
“Wah, udah datang ya kartu posnya?”
Marwan melihat mata Beningnya
berkaca-kaca.
“Ini bukan kartu pos dari
Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu pos itu. “Ini bukan tulisan Mama…”
Marwan tak berani menatap mata
anaknya, ketika Beningnya terisak, dan berlari ke kamarnya. Bahkan membohongi
anaknya saja ia tak bisa! Barangkali memang harus berterus terang. Tapi
bagaimanakah menjelaskan kematian pada anak seusianya? Rasanya akan lebih mudah
bila jenazah Ren terbaring di rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya melihat
Mamanya terakhir kali. Membiarkannya ikut ke pemakaman. Mungkin ia akan
terus-terusan menangis karena merasakan kehilangan. Tetapi rasanya jauh lebih
mudah menenangkan Beningnya dari tangisnya, ketimbang harus menjelaskan bahwa
pesawat Ren jatuh ke laut, dan mayatnya tak pernah ditemukan.
***
KETUKAN gugup di pintu membuat
Marwan bergegas bangun. Duabelas lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya.
“Ada apa?” Marwan mendapati
Bik Sari yang pucat.
“Beningnya…”
Terburu Marwan mengikuti Bik
Sari. Dan ia tercekat di depan kamar anaknya. Ada cahaya terang keluar dari
celah pintu yang bukan cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia
mendengar Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap dengan
seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau wangi yang ganjil
mengambang. Dan cahaya itu makin menggenangi lantai. Rasanya ia hendak terserap
amblas ke dalam kamar.
“Beningnya! Beningnya!” Marwan
segera menggedor pintu kamar yang entah kenapa begitu sulit ia buka. Ia melihat
ada asap lembut, serupa kabut, keluar dari lubang kunci. Bau sangit membuatnya
tersedak. Lebih keras dari bau amoniak. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin
panik membayangkan api mulai melahap kasur.
“Beningnya! Beningnya!” Bik
Sari ikut berteriak memanggil.
“Buka Beningnya! Cepat buka!”
Entahlah berapa lama ia
menggedor, ketika akhirnya cahaya keperakan itu seketika lenyap, dan pintu
terbuka. Beningnya berdiri sambil memegangi selimut. Segera Marwan menyambar
mendekapnya. Ia melongok ke dalam kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya kartu
pos-kartu pos yang beserakan.
“Tadi Mama datang,” pelan
Beningnya bicara. “Kata Mama tukang posnya emang sakit, jadi Mama mesti nganter
kartu posnya sendiri…”
Beningnya mengulurkan tangan.
Marwan mendapati sepotong kain serupa kartu pos dipegangi anaknya. Marwan
menerima dan mengamati kain itu. Kain kafan yang tepiannya kecoklatan bagai
bekas terbakar.
Singapura-Yogyakarta,
Pertanyaan:
1.
Identifikasilah
struktur teks cerpen tersebut!
2.
Identifikasilah
ciri bahasa teks cerpen tersebut!
Rambu Jawaban
1.
Mmm
2.
Mmm
3.
mmm
Lampiran 03-C
PENILAIAN TERTULIS
KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA CERITA
PENDEK
Petunjuk
Baca kembali
cerpen berjudul “Kartu Pos dari Surga”, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut!
Soal
1.
Identifikasi 3 kata kunci yang
terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a.
…………………………………….
b.
…………………………………….
c.
…………………………………….
2.
Identifikasi 2 kalimat yang menurut
Anda menarik yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
b.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3.
Identifikasi 3 ungkapan yang menurut
Anda menarik yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a.
……………………………………………………………………………………………
b.
……………………………………………………………………………………………
c.
……………………………………………………………………………………………
4.
Menjawab pertanyaan integratif
Berdasarkan
informasi pada bacaan di atas, tulislah tiga pelajaran penting yang dapat kalian petik dari bacaan di atas!
Jawab:
1) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………....
2) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3) …………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
5.
Menjawab oertanyaan evaluatif
Pertanyaan Evaluatif
Judul tulisan di atas adalah Surat dari Surga. Menurut penilain
kalian, apakah judul tersebut sesuai dengan isinya? Berikan alasan!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
6.
Menjelaskan
keterkaitan isi cerpen yang positif dengan kehidupan sehari-hari.
…………………..
…………………..
Petunjuk
Baca kembali
cerpen berjudul “Kartu Pos dari Surga”, kemudian pilihlah jawaban yang tepat!
7.
Menjawab
pertanyaan literal
Siapakah yang bercerita pada bacaan di
atas?
- Salah satu tokoh, yaitu Marwan
- Salah satu tokoh, yaitu Bi Sari
- Pengamat pencerita
- Salah satu tokoh, yaitu Beningnya
8.
Menjawab pertanyaan inferensial
Berdasarkan informasi yang kalian temukan dari bacaan di
atas dapat kalian simpulkan bahwa mama Bening adalah seorang ....
- pramugari
- pelaut
- diplomat
- pengusaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar